Senin, 20 Mei 2013

Kisah-Kisah Asrama SPG Kristen Kuranga Tomohon 3 -5 oleh Arie Tulus.




     3. PENGHUNI BARU

Menjadi penghuni baru di asrama sama artinya dengan menjadi murid baru di sekolah yang tidak pernah terbebas dari tradisi, mirip-mirip wajah perguruan tinggi tapi kadar emas masa perkenalannya kira-kira cuma sekitar 18 sampai 22 karat yang benar-benar mendidik.
Pagi-pagi buta berbaris lompat-lompat gerak badan, nyapu lantai bilik dan ruang makan, ngepel kamar mandi wc.
Pun sore-sore kerja bakti cabu rumpu bersih-bersih selokan asrama dan lingkungan sekolah menjadi lagu-lagu wajib yang mesti dinyanyikan.
Cari dan minta tanda tangan kakak-kakak kelas yang kerap kali memanfaatkan situasi dan kesempatan ini menyuruh ciptakan berbagai keinginannya, menjadi pengalaman menarik dan sangat mengesankan.
Yang paling rajin, paling malas, paling kumabal, dan yang paling bikin aneh-aneh, pasti akan lebih terkenal dari pada yang biasa-biasa saja. Terlebih para penghuni baru yang berjenis kelamin wewene-wewene cantik jelita yang turun dari kayangan masuk di sekolah dan asrama ini, pasti akan jadi idola yang bukan sekedar cuci mata bagi yang jeli memandangnya.


4. LAPAR
  
Mungkin hanya Ibers satu-satunya seorang penghuni asrama yang tidak pernah merasa lapar baik pagi, siang, malam, atau sepanjang hari akan berlalu, karena Ibers satu-satunya penghuni asrama yang paling mujur diberi kepercayaan dan tugas sampingan oleh Ito’ sebagai pemegang kunci semua bahan-bahan yang belum dan yang sudah berubah jadi nasi, ikan, rica goreng dan sayur di gudang penyimpanan.
Tidak seperti penghuni lainnya yang kadang kala mesti ada camu-camu yang tersedia di peti kamarnya sebagai penenang rasa lapar yang datang tiba-tiba. Jika Ente tidak ada persediaan, pasti ente bukan cuma pusing tujuh keliling. Tapi bisa sampai sembilan, sepuluh kali keliling-keliling bilik for mo isi ente pe puru supaya nyaman kong tatidor sadap.
Soalnya berbicara urusan puru, di asrama
ini Ente hanya punya kesempatan; sumokol pagi satu piring nasi tambah rica yang banyak kuahnya, kadang-kadang ada ikannya. Siang pulang sekolah makan nasi, ikan cakalang kuah tambah sayor kangkong.  Resep siang hari akan disajikan juga pada malamnya.
Tiada hari tanpa sayor kangkong Sineleyan. Tapi bukan berarti karena salalu makang kangkong kong nya’ pande-pande?  Hari minggu adakalanya dapat bonus sayor campurnya yang bakucako di situ kol, akar kuning, bihun dan lain-lain, sampe brenebon.
Paling enak kalu Ente sendiri dapat kehormatan bisa makan di rumah Ito’. Hehehehehehe. Pokoknya bodok sandiri kalu tidak memanfaatkan waktu makan ini dengan sebaik-baiknya.
Apabila jarum jam untuk makan, mesti ada di ruang makan. Jangan sekali-kali cuma keluyuran di bilik asrama atau cari angin di luar asrama. Bisa-bisa bahaga tahang lapar kong tabayang-bayang bagaimana bole maso dengan leluasanya di dalam gudang makanan sama leluasanya seorang Ibers.
Boleh juga Ente keluar atau nongkrong di asrama saat pembagian jatah makan. Tapi milik Ente mesti ada teman yang berbaik hati bisa mengambilnya. Jangan heran jika ada piring-piring kosong berseliweran di lantai bilik-bilik asrama.




5. GUDANG      
    MAKANAN
  
Ada dua jurus yang sudah sering digunakan  orang-orang   lapar   tengah   malam
untuk bisa masuk tanpa halangan di gudang makanan. Jurus pertama menggunakan kunci pintu gudang ajaib. Jurus ke dua menggunakan ilmu   cecak   merayap  dinding  hingga   tembus masuk melalui loteng.
Sudah pasti kedua jurus ini cuma bisa dilakukan oleh penghuni asrama putra, bukan putri. Karena hanya putri yang nebok alias nekat tapi bodok jika melakukan jurus-jurus ini. Ndak ongkos untuk membayar rasa malu apabila kepergok di saat beraksi. Apalagi sampai nekat menggunakan jurus-jurus dan ilmu cecak itu yang katanya sudah diturunkan secara turun temurun?
Memang pernah juga ada drama tentang tarapu gudang makanan yang dimainkan penghuni asrama putri. Selesai makan malam  waktu itu, mereka minta ijin masuk gudang makanan ambil tarapu untuk bersih-bersih meja yang   akan  digunakan  sebagai  tempat  belajar nanti. Eeeh tahu-tahu tarapu itu begitu keluar, bukan sulap, bukan sihir sudah ikut terbungkus di dalamnya rica goreng campur ikan cakalang.
Ngana mo lapor sama Ito’ atau Ibu asrama peristiwa-peristiwa seperti ini ? Percuma, karena Ito’ sendiri pernah saksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana beberapa penghuni asrama putra sedang menggoreng nasi di dapur tengah malam. Ito’ mungkin lupa, tapi mereka yang terlibat di dalamnya pasti ingat dengan jelas pengalaman ini.
Malam itu tidak ada seorangpun yang menyangka kalau Ito’ sudah berada tepat di samping penggorengan. Ada yang tiba-tiba mau lari bersembunyi tapi apa yang Ito’ bilang ? ”Kyapa ngoni mo lari. Teruskan saja, goreng kong makang sampe abis. Jang sampe tasisa kong ngoni mo buang lagi !”.
Untung malam itu tidak kepergok langsung ketika Omi masuk melalui loteng, sampai-sampai kakinya terinjak sebuah loyang penuh berisi rica goreng kuah yang  dipersiapkan untuk sumokol pagi.
”Astaga, tape kaki rasa pidis tainjang rica”. Begitu kata Omi yang cuma andalkan tangannya untuk meraba-raba karena gudang makanan itu tidak   ada   lampu.    Rasa   pidis   di  kaki   tidak mengurungkan   niatnya  untuk  mengambil  nasi yang masih menumpuk di tampa kukus.
”Ofor...ofor jo, capat jang dapa riki !”. kata Ven yang sudah siap di loteng. Sementara yang lain bersibuk mengiris rampa-rampa, pasang konfor.
Malam larut itu, tampaknya Ito’ tidak lagi mengeluarkan banyak kata, apalagi berteriak-teriak sampai marah seperti orang kesetanan. Sungguh tidak demikian. Sambil berpeluk dada, Ito’ goyang-goyang kapala melihat kejadian ini. Kemudian ia beranjak menuju rumah dinasnya.
Ada perasaan kaku kiku campur malu bagi orang-orang lapar malam itu karena Ito’ dapa riki. Tapi apa bole buat, teruskan saja sama deng  Ito’ da bilang.  
Yang jelas, mereka-mereka yang ikut beraksi sampai makan nasi goreng tengah malam itu, tidak ambil bagian sumokol pagi gara-gara rica goreng satu loyang so barasa kaki  deng calana Omi.

---------------------
          Sumber : Buku Kisah-Kisah Asrama SPG Kristen Kuranga Tomohon 
        oleh Arie Tulus Dicetak dan diterbitkan oleh SAT (Sanggar Arts Tomohon) 2008.  









Tidak ada komentar:

Posting Komentar