3. PENGHUNI BARU
Menjadi penghuni baru di asrama sama artinya dengan
menjadi murid baru di sekolah yang tidak pernah terbebas dari tradisi,
mirip-mirip wajah perguruan tinggi tapi kadar emas masa perkenalannya kira-kira
cuma sekitar 18 sampai 22 karat yang benar-benar mendidik.
Pagi-pagi buta berbaris lompat-lompat gerak badan, nyapu lantai
bilik dan ruang makan, ngepel kamar mandi wc.
Pun sore-sore kerja bakti cabu rumpu bersih-bersih
selokan asrama dan lingkungan sekolah menjadi lagu-lagu wajib yang mesti
dinyanyikan.
Cari dan minta tanda tangan kakak-kakak kelas yang kerap
kali memanfaatkan situasi dan kesempatan ini menyuruh ciptakan berbagai
keinginannya, menjadi pengalaman menarik dan sangat mengesankan.
Yang paling rajin, paling malas, paling kumabal, dan yang
paling bikin aneh-aneh, pasti akan lebih terkenal dari pada yang biasa-biasa
saja. Terlebih para penghuni baru yang berjenis kelamin wewene-wewene cantik
jelita yang turun dari kayangan masuk di sekolah dan asrama ini, pasti akan
jadi idola yang bukan sekedar cuci mata bagi yang jeli memandangnya.
4. LAPAR
Mungkin hanya Ibers satu-satunya seorang penghuni asrama
yang tidak pernah merasa lapar baik pagi, siang, malam, atau sepanjang hari
akan berlalu, karena Ibers satu-satunya penghuni asrama yang paling mujur
diberi kepercayaan dan tugas sampingan oleh Ito’ sebagai pemegang kunci semua
bahan-bahan yang belum dan yang sudah berubah jadi nasi, ikan, rica goreng dan
sayur di gudang penyimpanan.
Tidak seperti penghuni lainnya yang kadang kala mesti ada
camu-camu yang tersedia di peti kamarnya sebagai penenang rasa lapar yang
datang tiba-tiba. Jika Ente tidak ada persediaan, pasti ente bukan cuma pusing
tujuh keliling. Tapi bisa sampai sembilan, sepuluh kali keliling-keliling bilik
for mo isi ente pe puru supaya nyaman kong tatidor sadap.
Soalnya berbicara urusan puru, di asrama
ini Ente hanya punya kesempatan; sumokol pagi satu piring nasi tambah rica
yang banyak kuahnya, kadang-kadang ada ikannya. Siang pulang sekolah makan nasi, ikan cakalang kuah
tambah sayor kangkong. Resep siang hari
akan disajikan juga pada malamnya.
Tiada hari tanpa sayor kangkong Sineleyan. Tapi bukan
berarti karena salalu makang kangkong kong nya’ pande-pande? Hari minggu adakalanya dapat bonus sayor
campurnya yang bakucako di situ kol, akar kuning, bihun dan lain-lain, sampe
brenebon.
Paling enak kalu Ente sendiri dapat kehormatan bisa makan
di rumah Ito’. Hehehehehehe. Pokoknya bodok sandiri kalu tidak memanfaatkan
waktu makan ini dengan sebaik-baiknya.
Apabila jarum jam untuk makan, mesti ada di ruang makan.
Jangan sekali-kali cuma keluyuran di bilik asrama atau cari angin di luar
asrama. Bisa-bisa bahaga tahang lapar kong tabayang-bayang bagaimana bole maso
dengan leluasanya di dalam gudang makanan sama leluasanya seorang Ibers.
Boleh juga Ente keluar atau nongkrong di asrama saat
pembagian jatah makan. Tapi milik Ente mesti ada teman yang berbaik hati bisa
mengambilnya. Jangan heran jika ada piring-piring kosong berseliweran di lantai
bilik-bilik asrama.
5. GUDANG
MAKANAN
Ada dua jurus yang sudah sering digunakan orang-orang
lapar tengah malam
untuk bisa masuk tanpa halangan di gudang makanan. Jurus pertama menggunakan kunci pintu gudang ajaib. Jurus
ke dua menggunakan ilmu cecak merayap
dinding hingga tembus masuk melalui loteng.
Sudah
pasti kedua jurus ini cuma bisa dilakukan oleh penghuni asrama putra, bukan
putri. Karena hanya putri yang
nebok alias nekat tapi bodok jika melakukan jurus-jurus ini. Ndak ongkos untuk
membayar rasa malu apabila kepergok di saat beraksi. Apalagi sampai nekat
menggunakan jurus-jurus dan ilmu cecak itu yang katanya sudah diturunkan secara
turun temurun?
Memang pernah juga ada drama tentang tarapu gudang
makanan yang dimainkan penghuni asrama putri. Selesai makan malam waktu itu, mereka minta ijin masuk gudang
makanan ambil tarapu untuk bersih-bersih meja yang akan digunakan
sebagai tempat belajar nanti. Eeeh tahu-tahu tarapu itu begitu keluar, bukan sulap, bukan sihir
sudah ikut terbungkus di dalamnya rica goreng campur ikan cakalang.
Ngana mo lapor sama Ito’ atau Ibu asrama peristiwa-peristiwa
seperti ini ? Percuma, karena Ito’ sendiri pernah saksikan dengan mata
kepalanya sendiri bagaimana beberapa penghuni asrama putra sedang menggoreng
nasi di dapur tengah malam. Ito’ mungkin lupa, tapi mereka yang terlibat di dalamnya pasti ingat dengan
jelas pengalaman ini.
Malam itu tidak ada
seorangpun yang menyangka kalau Ito’ sudah berada tepat di samping
penggorengan. Ada yang tiba-tiba mau lari bersembunyi tapi apa yang Ito’ bilang
? ”Kyapa ngoni mo lari. Teruskan saja, goreng kong makang sampe abis. Jang
sampe tasisa kong ngoni mo buang lagi !”.
Untung malam itu tidak
kepergok langsung ketika Omi masuk melalui loteng, sampai-sampai kakinya
terinjak sebuah loyang penuh berisi rica goreng kuah yang dipersiapkan untuk sumokol pagi.
”Astaga, tape kaki rasa pidis tainjang rica”. Begitu kata
Omi yang cuma andalkan tangannya untuk meraba-raba karena gudang makanan itu
tidak ada lampu.
Rasa
pidis di kaki tidak mengurungkan niatnya untuk mengambil nasi yang masih menumpuk di tampa kukus.
”Ofor...ofor jo, capat jang dapa riki !”. kata Ven yang
sudah siap di loteng. Sementara yang lain bersibuk mengiris rampa-rampa, pasang
konfor.
Malam larut itu, tampaknya Ito’ tidak lagi mengeluarkan
banyak kata, apalagi berteriak-teriak sampai marah seperti orang kesetanan.
Sungguh tidak demikian. Sambil berpeluk dada, Ito’ goyang-goyang kapala melihat
kejadian ini. Kemudian ia beranjak menuju rumah dinasnya.
Ada perasaan kaku kiku campur
malu bagi orang-orang lapar malam itu karena Ito’ dapa riki. Tapi apa bole buat,
teruskan saja sama deng Ito’ da bilang.
Yang jelas, mereka-mereka yang ikut beraksi sampai makan
nasi goreng tengah malam itu, tidak ambil bagian sumokol pagi gara-gara rica
goreng satu loyang so barasa kaki deng
calana Omi.
---------------------
oleh Arie Tulus Dicetak dan diterbitkan oleh SAT (Sanggar Arts Tomohon) 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar