Duhai
Cinta
Oleh Arie Tulus
Di cetak dan Diterbitkan oleh
SAT (Sanggar Arts Tomohon)
Kelurahan Kakaskasen Tiga Jl. Opo Worang
Lingkungan IV Kec. Tomohon Utara
Kota Tomohon Sulawesi Utara
HP 081356822462
Cetakan Pertama 2008
Disain Sampul/Tata Letak
Lukisan-Lukisan
oleh Arie Tulus
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak
seluruh atau sebagian isi buku ini
tanpa isin tertulis dari Penerbit.
No.Seri SAT 08122008
Kepada mereka yang rela menjebakkan diri
masuk dalam perangkap cinta
masih lebih berarti mengeluh pada sebidang kertas
pabila merasa sakit dan bahagia
dari pada menumpahkan pada mereka yang tak
bisa memberi jalan keluar.
Duhai Cinta
1
Mimpi-mimpi berbunga tadi malam
tak sanggup lumpuhkan segala hasrat
dan keinginan hati
keinginan jiwaku
ingin bersamamu
ingin membawamu
terbang menembus awan
mencapai langit
menggapai pelangi
berpasrah
minta tangan-Nya
yang suci kudus berkati
kesucian cinta ini
duhai cinta.
2
Cinta yang aku bawa
adalah cinta yang lahir dari hati
adalah cinta yang tumbuh dari jiwaku
yang terdalam
datang membungkus
hangatkan
hati dan jiwamu
ketika kita sama-sama
sepakat memberi
dan menerima
menjalaninya dengan tabah
tanpa kemunafikan
tanpa kekerasan
duhai cinta.
3
Dengarkanlah nyanyian hati
dan jiwaku saat ini
kemari
mendekatlah
relakan hati dan jiwamu seutuhnya
terbawa hasrat dan keinginan
memberi cintamu
menerima cintaku
bersama
hingga ke puncak-puncak
rindu abadi
duhai cinta.
4
Tak sudi aku bohongi diri
bahwa kini
aku benar-benar terperangkap
dalam jala-jala cinta dan rasa
yang tak bisa aku pendam
sungguh
tak sudi aku siksa diri
karena sejujurnya
tak bisa ku hapus wajahmu
tak bisa ku lari dari gelisahku
tak bisa ku bunuh kerinduanku
tergila-gila aku
padamu
duhai cinta.
5
Siapakah dia yang sudi
begitu tega tipu dirinya sendiri
bersiksa-siksa
memendam rasa yang sebenarnya layak dibisikkan ?
siapakah dia yang tertindih rasa cemas
ragu dan malu bernyanyi di depan mata cinta
hingga pada akhirnya
pusing dan sakit sepi kedinginan
sementara ia sendiri menyimpan rindu
dan rasa cinta begitu dalam
sedalam
laut jiwanya yang tak pernah tentram ?
duhai cinta.
6
Aku katakan di sini
bahwa
cinta telah membuka selubung hati
dan terali-terali yang membelenggu hidupku
hingga aku jadi berani
berkata
pada rumput
pada pohon pada dinding pada batu
pada tanah
pada langit
pada mereka
pada puisi
pada kau
bahwa aku mencintaimu
duhai cinta.
7
Adakah keraguan
di hatimu
di jiwamu
di hidupmu
menyambut cintaku
adakah keraguan
karena
terhisap bibir-bibir dan
lidah-lidah berbisa
yang tiada henti-hentinya
mencibir keinginan kita ?
duhai cinta.
8
Bibir-bibir
dan
lidah-lidah itu
memang perlu didengar
tapi tak mesti memakannya
karena sekali termakan
dadamu bukan hanya sekedar terasa panas
lebih dari pada itu kan terkoyak
terobrak abrik oleh kesesatannya
hingga sangat mungkin
hatimu tertutup rapat untukku
duhai cinta.
9
Berilah telinga
berilah hati
dan
berilah jiwamu
dengarkan kisah ini dari padaku
bukan dari bibir
dan lidah mereka
yang tampak meniupkan kemanisan
yang tampak meniupkan kemanisan
tapi sesungguhnya menaburkan rasa
yang bisa jadi kembang benci
berbisa
hingga berujung pada putusan
datangkan air mata
duhai cinta.
10
Sejujurnya
aku punya kekurangan
pun kelebihan diri
yang telah melekat
sebagaimana makhluk karya agung
Sang Kesempurnaan itu
aku masih bersyukur
karena diberi kesadaran
oleh-Nya
memahami keajaiban ini
duhai cinta.
11
Bagaimanapun jua
kita takkan pernah
terhindar
dari debu
karena
kesempurnaan sejati
hanya ada dan datang
dari pada-Nya
duhai cinta.
12
Aku rasakan
bagaimana hati dan jiwamu
ikut tersiksa
karena nyanyian-nyanyian memusingkan itu
aku mohon
tanggalkan dari barisan hasrat
dan keinginan cinta sejati
yang telah kau ramu untukku
untuk kita
duhai cinta.
13
Seandainya
bisa
kita sama-sama pergi
sampai di altar
pemberkatan
makan dan minum
dari
sebuah wadah cinta
yang direstui-Nya
duhai cinta.
14
Rencana
dan cita-cita kedepan
demi membangun
sebuah keindahan abadi
masih lebih agung dan mulia
dari pada terjebak
atau
jebakkan diri
pada saling curiga
duhai cinta.
15
Relakan cinta yang melekat di dada
mengalir
terus
mengalir
kuasai kita
hingga
berbunga-bunga
duhai cinta.
16
Berapa lama lagi
aku mesti tanamkan rindu padamu
berapa lama lagi
aku mesti harapkan jawabanmu
berapa lama lagi
aku mesti sabar
berapa lama lagi
aku mesti percaya
dirimu sanggup hargai penantianku
berapa lama lagi
duhai cinta
17
Ketika kau sambut cintaku
tiba-tiba
kegelisahan
yang datang
menjajah hidupku selama ini
pergi
terusir
oleh sebuah keyakinan
bahwa
kita takkan saling melepaskan
duhai cinta.
18
Sadarkah kita
bahwa jalan yang akan kita tempuh
tak selamanya lurus
Manado Bitung ?
tapi ada saat
bagai Manado Tomohon
terus
hingga ke ujung selatan
tanah Minahasaku
Modoinding
berkelok-kelok
lekak-lekuk
menghampar ?
aku harap
kekuatan cinta akan menyertai kita
selamanya
duhai cinta.
19
Gunung dan lembah yang dilalui
baiklah itu
kita pahami sebagai
melodi-melodi hidup
yang mesti di jalani
dengan
keharmonisan dan
kemanisan cinta
yang menjadi hakikat hidup
selamanya
duhai cinta.
20
Tak ada yang lebih penting dan berarti
dalam melangkah membawa diri dan
hidup ini kearah yang dicita-citakan
selain
kita sendiri mesti berjuang
ciptakan kebahagiaan itu
sambil berpasrah
ke-Tangan Sang Pemilik Cinta
di samping terus berjaga dan awas
terhadap api-api dengki yang ada di sekitar
duhai cinta.
21
Tentu
kita tak ’kan sekedar berkaca
kita tak ’kan sekedar menangkap makna
dari langkah kaki-kaki mereka
yang sudah melesat jauh mengangkasa
dahului perjalanan cinta kita
tapi ada baiknya
jadikan tuntunan dan
timbangan bagi kita
ntuk hidup dalam kebersamaan
demi keutuhan dan kedamaian
yang menjadi kerinduan
ketika hati kita menyatu
duhai cinta.
22
Aku
bukan hanya sekedar
merasa sebagai daun
yang mulai layu
ketika
kau jauh dari ku
duhai cinta.
23
Sekalipun kau bilang
cuma sebentar
betapa hati ini
terbawa
dalam
pusaran kebimbangan
duhai cinta.
24
Jika hati telah percaya
seutuhnya tanpa curiga
seutuhnya tanpa ragu
mari kita sekata
mari kita sepakat
mari kita
bersama
tuntaskan kesendirian ini
duhai cinta.
25
Waktu yang kita lalui
jangan cuma tersangkut
di sarang-sarang percuma
jangan sampai terdampar
dihati tak sampai
jangan
jangan
jangan
duhai cinta.
26
Bilang pada dirimu
masih lebih baik berkata apa adanya
sekalipun sakit
dari pada mengukir-ukir janji
tapi pada kenyataannya
tak sedap dirasa
tak sedap dimata
duhai cinta.
27
Telah aku katakan pada diriku
percayalah sesuatu yang benar-benar
datang dari pada-Mu
karena di dalam janji-janji-Mu
kepastian itu
akan menjadi ada
akan menjadi nyata
duhai cinta.
28
Ternyata aku
butuh kekuatan
yang bukan hanya sekedar kata
untuk lebih meyakinkan
kepercayaanku padamu
aku butuh kenyataan-kenyataan
duhai cinta.
29
Tak ada dalam perhitunganku
jika kemanisan-kemanisan lidahmu
akan menikam hatiku
karena yang ada selama ini
adalah harapan
untuk tetap bersama
selamanya
duhai cinta.
30
Berkali-kali
aku dengar kabar
kabar dari mereka
yang menyaksikanmu
begitu anggunnya
dirimu bersama dia
yang sebenarnya
telah jadi pujaan hatimu
selain aku
duhai cinta.
31
Sesungguhnya
batinku masih sabar
sekalipun telinga ini berkali-kali tersambar
kisah drama permainanmu
tapi ketika
mataku
jiwaku
hidupku
sendiri
yang menyantapnya berkali-kali
betapa hati ini
tak kuat aku
tak tahan aku
tak sanggup aku
duhai cinta.
32
Bunga-bunga cinta
yang dirangkai
pada sebuah vas perjanjian
kini mulai patah
jatuh berserakan
dihempas
angin cemburu yang dasyat
duhai cinta.
33
Bagaimana aku mesti bertahan
bagaimana aku mesti menjaga
bagaimana aku mesti
terus memelihara kesepakatan cinta kita
sementara kau sendiri
diam-diam berbagi rasa
bahkan mengembangkan
kembang-kembang cinta
dengan dia
lalu pergi bersamanya?
duhai cinta.
34
Kelihaian apalagi
yang akan kau ramu
untuk luluhkan kegeramanku
aroma apa lagi
yang akan kau bentangkan
untuk redam rasa sakitku
kesempurnaan apa lagi
yang akan kau ukir
untuk menata kepercayaanku
lelah aku
duhai cinta.
35
Bahwa
telah banyak hari aku ikhlaskan
untuk mau mengerti berbagai kehendakmu
meluruskan kembali jalan kita
tapi apa yang aku dapatkan ?
sungguh
sakit aku
duhai cinta.
36
Terkoyak
aku
tercabik
aku
terjerembab
aku
terlempar
aku
darimu
oleh karenamu
duhai cinta.
37
Di Laut lepas
batu karang berbisik padaku:
“sekalipun di hempas badai gelombang
aku takkan goyah”
kau tahu ?
ketika aku tiba di pantai
aku dengar isak tangis mereka
karna jari-jari manisnya patah
patah berhamburan terbawa arus
hingga kandas bersama pasir dan kerikil
tertumbuk pada batu-batu cadas
apalagi
hatiku
duhai cinta.
38
Sejak jejak-jejak kita terobrak abrik
sendiri dalam kesedihan
sendiri dalam kesepian
adalah nyanyian-nyanyian rutin
yang mesti aku nikmati
biarkan aku menjalaninya
biarkan aku tenggelam di dalamnya
biarkan aku makan dan minum dari padanya
biarkan
karena ternyata bisa kutangkap semua ini
jadi puisi-puisi abadi
duhai cinta.
39
Adakah kebaikan dibalik angin yang datang
meniupkan kabar tentang permainanmu?
Adakah hikmah dibalik kenyataan yang
tercipta oleh ulahmu?
Adakah emas yang bisa dipetik dari
sepanjang kisah yang dilalui?
Adakah makna di dalamnya?
Adakah?
Aku bilang ada
setidaknya aku bisa membaca
rahasia-rahasia yang ada untuk
lebih mengerti hidup
bahwa setiap kata-kata yang terucap
dari lidah
tak mesti percaya seutuhnya
duhai cinta.
40
Baiklah
masing-masing kita pergi
melangkah
sesuai keinginan derap kaki-kaki kita
tak perlu lagi kita saling mencela
tak perlu lagi kita saling menikam
tak perlu lagi kita saling memendam dendam
tak perlu lagi kita saling membenci
tak perlu lagi
baiklah
masing-masing kita pergi
sesuai keyakinan kita
sendiri
sendiri
duhai cita.
41
Nyanyian-nyanyian rindu
yang pernah kita nyanyikan
memang tak mungkin dilupakan
kisah-kisah yang pernah kita ciptakan
memang tak mungkin terlupakan
seyogianya kita sadar
biarlah itu jadi kenangan
yang tak layak diagung-agungkan
ketika kita telah memilih
sesuai pilihan kita sendiri
untuk memiliki
dia yang dipercaya
dia yang diyakini
bisa memberi dan menerima tumpahan
kasih yang diharapkan
duhai cinta.
42
Belajar dari apa yang sudah dilihat
belajar dari apa yang sudah dirasakan
belajar dari apa yang sudah dinikmati
belajar dari apa yang sudah dipelajari
belajar dari apa yang sudah sudah
akan ku bawa lagi diriku
masuk bersama hari-hari yang sanggup membawaku
belajar lagi
belajar lagi
menerima dan memahami
segala apa yang ada dan jadi dihidupku
duhai cinta.
43
Apa gunanya berlama-lama
memendam rasa yang sebenarnya
hanya dirasa sendiri
sementara yang dirasakan itu
telah pergi merasakan rasa
yang telah menjadi keiginan rasanya?
Apa gunanya mengharapkan
sesuatu yang diharap
sementara yang diharap
telah pergi dengan dia yang diharapkannya?
Apa gunanya ?
Aku bisikkan pada diriku
sudah
sudahi sajalah sampai disini
lalu tegakkan kepala
jernihkan hati
jalani hidup ini
duhai cinta.
44
Dalam doa-doaku
pada Dia
yang menjanjikan keselamatan
dan kebahagiaan sejati
kalau boleh
kirimkan aku
dia yang benar-benar mau mengerti
siapakah aku ini sebenarnya
duhai cinta.
45
Bahwa aku menginginkan
belaian disamping mau membelainya
bahwa aku menginginkan
pengertian disamping mau mengertinya
bahwa hidup berkesenianku jangan sampai
terbelenggu oleh karena kecurigaan
bahwa kesibukan dan perhatian
bisa dijalani bersama atas kesepakatan
dan kesadaran
duhai cinta.
46
Pabila aku ketemu dia
dia yang mau mengerti
dan memahami
hidupku
maka aku akan terbuka padanya
menyodorkan tali kasih
sambil berucap
ikatlah hatiku pada hatimu
dan mari kita menari
bersama
demi cita-cita luhur
mengisi
bejana hidup bahagia
di hari-hari kita
duhai cinta.
47
Perjalanan waktu
memang tak sanggup dihentikan
bahwa sang waktu akan berjalan dan
berputar terus sesuai dengan keinginan-Nya
begitupun cinta di dada
duhai cinta.
48
Apa-apa yang diinginkan
akan terlaksana ketika kita berjuang
untuk mendapatkannya
tapi terkadang
telah jauh berjalan belum pula didapatkan
justru ketika kita sudah lupa
tiba-tiba ia datang dengan sendirinya
kau tahu mengapa?
karena sudah direncanakan
Sang Pemberi
bahwa sudah waktunya untuk kau nikmati
duhai cinta.
49
Kebenaran dan kesempurnaan hidup
adalah keajaiban
yang hanya ada
dan datang
dari Dia
Sang Keabadian
Undanglah Dia
dan biarkan Dia menguasaimu
hingga keajaiban itu terjadi
duhai cinta.
50
Aku berpesan
ketika angin datang menebarkan jala-jala
kecemburuannya dan coba-coba
menyuntikkan api dengki dan amarah
maka jangan sampai
tangan kaki-kaki kayu
pisau pistol tumbak
berdarah
jadi doktrin di dalam rumahmu
jangan
sampai
mari ciptakan
pelukan-pelukan kasih mawar
menghias panjangnya hari-hari
dari pada-Nya
duhai cinta.
-----------------------------------------------
Duhai Cinta
Oleh Arie Tulus
Di cetak dan Diterbitkan oleh
SAT (Sanggar Arts Tomohon)
Kelurahan Kakaskasen Tiga Jl. Opo Worang
Lingkungan IV Kec. Tomohon Utara
Kota Tomohon Sulawesi Utara
HP 081356822462
Cetakan Pertama 2008
Disain Sampul/Tata Letak
Lukisan-Lukisan
oleh Arie Tulus
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak
seluruh atau sebagian isi buku ini
tanpa isin tertulis dari Penerbit.
No.Seri SAT 08122008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar